Sejak abad-abad pertama naskah Santo Cyrilus dari Yerusalem dan Santo Ambrosius telah menunjukkan kebiasaan umat menerima Komuni kudus dengan tangan. Sampai Abad XII-XIII umat menerima sambil berdiri.
Santo Cyrillus menulis: �Buatlah tangan kirimu sebuah takhta bagi tangan kananmu yang harus menerima Sang Raja. Dengan tanganmu terimalah Tubuh Kristus dan jawablah, Amin.�
Santo Ambrosius menulis: �Apabila engkau berdiri didepan imam, imam berkata, Tubuh Kristus. Engkau harus menjawan: Amin, artinya: Sungguh benar!�
Sejak Abad IX hosti kudus diterima dengan mulut untuk menghindari pencemaran dan menjamin rasa hormat. Sejak Abad XIII komuni diterima sambil berlutut.
Gereja dewasa ini menghargai dua warisan tradisi itu. Berdasarkan wewenang yang direstui Takhta Apostolik, KWI boleh menentukan komuni diterimakan dengan meletakkan hosti kudus pada tangan umat beriman, asal saja dicegah jangan sampai mereka menerimanya secara kurang hormat atau dengan pandangan yang keliru mengenai Ekarisiti Mahakudus. Remah-remah yang mungkin tertinggal hendaknya dikumpulkan dengan penuh hormat.
Rev. Pater Bosco Da Cunha O.Carm, Memahami Misa Kudus Demi Penghayatan Yang Utuh
إرسال تعليق