Santo Yohanes hidup pada abad ketujuh dan kedelapan. Ia lahir di kota Damsyik dari keluarga Kristiani. Ketika ayahnya meninggal, ia menjadi Gubernur kota Damsyik. Pada saat ini, Kaisar mengeluarkan larangan bagi orang Kristiani memiliki patung atau gambar Tuhan, Bunda Maria, Para Kudus. Namun Yohanes tidak setuju dengan perintah Kaisar dan akhirnya bergabung dengan sekelompok orang untuk membela praktik ini.
Paus sendiri meminta Yohanes memberi tahu umat bahwa sangatlah baik memiliki patung dan gambar para kudus. Benda-benda itu mengingatkan kita akan Tuhan, Maria dan para kudus lainnya. Namun, Kaisar tidak menyerah, ia terus melarang orang memasang patung di tempat umum. Santo Yohanes dengan berani menulis tiga surat untuk menjelaskan praktik itu kepada kaisar.
Kaisar menjadi begitu marah dan ingin membalas dendam. Yohanes pun memutuskan diri untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai Gubernur. Ia membagikan semua uangnya kepada kaum miskin dan menjadi pertapa. Ia tetap menulis buku-buku bagus untuk mempertahankan Agama Katolik. Pada saat yang sama, ia juga mengerjakan karya sederhana di biara. Suatu hari, ia bahkan menjual keranjang di jalanan kota Damsyik dan tidak sedikit orang yang mentertawakannya
Inilah orang yang pernah menjabat sebagai Gubernur hebat kota ini, dan kini menjadi penjual keranjang. Namun, Yohanes tahu bahwa uang yang di terima akan di gunakan dengan baik di biara.
Santo Yohanes meninggal dengan damai dan bahagia pada tahun 749.
Salib di tembok,patung-patung,serta gambar para kudus dirumah dan di gereja kita mengingatkan kita bahwa rumah abadi kita adalah Surga. Kita bisa memohon kepada Santo Yohanes dari Damsyik agar menolong kita hidup dengan begitu rupa, sehingga Tuhan akan menyambut kita dalam Rumah-Nya pada suatu hari nanti.
إرسال تعليق