Latest News

Friday, March 29, 2013

Sekuensia Minggu Paskah-Victimae Paschali Laudes


Victimalie Paschali Laudes adalah sekuensia atau madah yang wajib dinyanyikan sebelum Alleluya pada Hari Raya Minggu Paskah.

Seperti yang dicantumkan oleh Dokumen Missale Romanum:
64. The Sequence, which is optional except on Easter Sunday and on Pentecost Day, is sung before the Alleluia. (General Instruction of the Roman Missal (Third Typical Edition) � 2002)?64. Sequentia, quae praeter quam diebus Paschae et Pentecostes, est ad libitum, cantatur ante Allel�ia. (Missale Romanum 2002)

Pedoman Misa Forma Ordinaria (Misa yang kita rayakan sejak Konsili Vatikan II yang hening dan Katolik atau biasa disebut dengan Misa Paulus VI) menyebutkan sekuensia wajib dinyanyikan hanya pada Misa hari Raya Paskah dan Pentakosta, sedangkan pada hari lainnya bersifat fakultatif (boleh dinyanyikan, boleh tidak). Dulunya banyak sekuensia-sekuensia yang ada namun sekarang sudah tidak ada lagi karena ada beberapa yang dihapus oleh Konsili Trente. Disini Saya akan mempublikasikan beberapa Sekuensia yang wajib dinyanyikan atau dimadahkan pada hari-hari raya tertentu seperti:

1. Hari Raya Paskah: Victimae Paschali Laudes,  Hai Umat Kristen, Pujilah PS 518.
2. Hari Raya Pentakosta: Veni Sancte Spiritus / Datanglah, ya Roh Kudus PS 569
3. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Lauda Sion Salvatorem / Sion, Puji Penyelamat PS 556
4. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita (15 September) dan Masa Prapaskah: Stabat Mater Dolorosa / Lihat Bunda yang Berduka (PS 639)
5. Misa Requiem: Dies Irae, di Puji Syukur tidak ada. Pasca KV II tidak dipakai lagi untuk Misa tapi dipertahankan untuk Ibadat Harian.


Berikut ini teks Latin dari Victimae Paschali Laudes:
VICTIMAE Paschali
laudes immolent Christiani.
Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.
Mors et vita duello
conflixere mirando:
dux vitae mortuus,
regnat vivus.

Dic nobis Maria,
Quid vidisti in via?
Sepulcrum Christi viventis,
et gloriam vidi resurgentis:
Angelicos testes,
sudarium et vestes.
Surrexit Christus spes mea:
praecedet suos in Galilaeam.
Scimus Christum surrexisse
a mortuis vere:
Tu nobis, victor Rex miserere.
Amen. Alleluia.
Dan ini teks Bahasa Indonesia dari Puji Syukur 518:
Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa.
Maut dan kehidupan dahsyat saling menyerang:
Sang Hidup yang mati, bangkit jaya.
Katakan, Maria, yang kaulihat di jalan!
Kubur dan kemuliaan Sang Kristus yang hidup serta bangkit:
Saksi malaikat, kain peluh dan kafan.
Kristus, harapanku bangkit, mendahului ke Galilea.
Kita yakin Kristus bangkit dari kematian: Kau Raja Pemenang, kasihanilah. Amin. Alleluya.
Referensi

Thursday, March 28, 2013

Album Foto Misa Kamis Putih Paus Fransiskus

Disini adalah foto Paus Fransiskus sedang membasuh kaki pemuda tahanan di penjara. Setelah itu Bapa Suci memutuskan untuk tetap tinggal untuk menyapa satu persati dari setiap tahanan. Dalam homili Beliau pada Misa Kamis Putih itu, yang dirayakan di penjara Casal del Marmo di Roma, Beliau menunjukkan pentingnya melayani dan memaafkan di antara sesama. Kristus sendiri untuk terakhir kali berpesan kepada para murid-muridNya bahwa kalian harus saling mengasihi satu sama lain. Sungguh suatu perbuatan yang luar biasa. Seorang pemimpin yang amat sederhana dan penuh dengan kerendahan hati yang mau melayani. Kita harus bangga mempunyai seorang Paus yang luar biasa seperti ini.
















Dominus illuminatio mea!

Thursday, March 21, 2013

Novena Yang Tak Pernah Gagal


Oh Hati Kudus Yesus yang dipuji dan dimuliakan selama-lamanya. 
Maria Ibu Yesus yang diberkati dan Santo Yosef doakanlah kami, 
arahkanlah doaku dan kabulkanlah permohonanku��..
Semoga Hati Kudus Yesus disembah, dimuliakan dan dipuji di seluruh bumi, kini dan selama-lamanya.
Yesus kami percayakan diri kami ke dalam tanganMu. Amin. (diulang 6x)

Doa Bapa Kami
Doa Salam Maria

Catatan: Bagikan Novena ini 9 lembar dan nyalakan lilin setiap hari, lakukan 9 hari pasti terkabul. Doa ini sangat-sangat ampuh apabila kita sedang menghadapi sesuatu yang genting atau sudah tidak ada harapannya lagi. Anda bisa mencetak/print Novena ini dengan  mengarahkan cursor anda tepat dibagian share.

Homili Misa Inaugurasi Paus Fransiskus


Saudara dan saudari terkasih, saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya dapat merayakan Misa Kudus untuk inagurasi pelayanan Petrus saya ini pada Hari Raya Santo Yosef, suami dari Perawan Maria dan pelindung Gereja semesta. Suatu kebetulan yang berarti, dan juga hari nama pendahulu saya yang terhormat : kita dekat padanya dengan doa-doa kita, penuh kasih sayang dan rasa syukur.

Saya menawarkan salam hangat untuk saudaraku para kardinal dan uskup, imam, diakon, biarawan dan biarawati, serta semua umat beriman. Saya berterima kasih kepada para perwakilan Gereja dan komunitas gerejawi lainnya, serta perwakilan dari komunitas Yahudi dan komunitas keagamaan lainnya, karena kehadiran mereka. Salam ramah saya untuk para kepala negara dan pemerintahan, para anggota delegasi resmi dari berbagai negara di seluruh dunia, dan korps diplomatik.

Dalam Injil kita mendengar bahwa "Yosef berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya� (Mat 1:24). Kata-kata ini mengarah kepada perutusan yang Tuhan percayakan kepada Yosef : ia menjadi kustos, pelindung. Pelindung dari siapa? Pelindung Maria dan Yesus; tetapi perlindungan ini kemudian diperluas kepada Gereja, sebagaimana dikatakan Beato Yohanes Paulus II: "Sama seperti Santo Yosef merawat penuh kasih Maria dan dengan senang hati mengabdikan dirinya untuk membesarkan Yesus Kristus, demikian pula ia memelihara dan melindungi Tubuh Mistik Kristus, Gereja, di mana Perawan Maria adalah teladan dan modelnya" (Redemptoris Custos, 1).

Bagaimana Yosef melaksanakan perannya sebagai pelindung? Dengan diam-diam, rendah hati dan hening, tapi dengan kehadiran dan ungkapan kesetiaan tanpa henti, bahkan ketika ia menemukannya sulit untuk dipahami. Sejak saat pertunangannya dengan Maria hingga diketemukannya Yesus yang berumur dua belas tahun di Bait Allah di Yerusalem, ia ada di sana setiap saat dengan penuh kasih sayang. Sebagai suami Maria, ia berada di dekatnya pada saat baik dan buruk, pada perjalanan ke Betlehem untuk sensus dan dalam saat-saat cemas dan sukacita ketika Maria melahirkan; di tengah drama pelarian ke Mesir dan selama pencarian yang panik Anak mereka di Bait Allah; dan kemudian dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga Nazaret, dalam tempat kerja di mana ia mengajarkan keahliannya pada Yesus.

Bagaimana Yosef menanggapi panggilannya untuk menjadi pelindung Maria, Yesus dan Gereja? Dengan terus-menerus memperhatikan Allah, terbuka bagi tanda-tanda kehadiran Allah dan menerima rencana Allah, dan tidak hanya untuk dirinya sendiri. Ini adalah apa yang Allah minta dari Daud, seperti yang kita dengar dalam Bacaan Pertama. Allah tidak menginginkan rumah yang dibangun oleh manusia, tetapi kesetiaan pada sabda-Nya, pada rencana-Nya. Allah sendiri yang membangun rumah, tapi dari batu hidup yang dimeteraikan oleh Roh-Nya. Yosef adalah "pelindung" karena ia mampu mendengar suara Allah dan dipandu oleh kehendak-Nya; dan karena alasan ini ia jauh lebih peka terhadap orang-orang yang dipercayakan kepada pengamanannya. Dia mampu melihat hal-hal secara nyata, ia berhubungan dengan sekitarnya, ia dapat membuat keputusan yang benar-benar bijaksana. Dalam dirinya, sahabat-sahabat terkasih, kita belajar bagaimana untuk menanggapi panggilan Allah, dengan kesiapsediaan dan  kerelaan, tetapi kita juga melihat inti panggilan Kristiani, yaitu Kristus! Mari kita melindungi Kristus dalam hidup kita, sehingga kita bisa melindungi orang lain, sehingga kita dapat melindungi ciptaan!

Panggilan menjadi seorang "pelindung", bagaimanapun juga, bukan hanya sesuatu yang melibatkan kita orang Kristiani saja; panggilan tersebut juga memiliki segi utama yang sungguh manusiawi, melibatkan semua orang. Ini berarti melindungi semua ciptaan, keindahan dunia yang diciptakan, seperti yang diceritakan Kitab Kejadian kepada kita dan seperti yang ditunjukkan Santo Fransiskus dari Asisi kepada kita. Ini berarti menghormati setiap ciptaan Tuhan dan menghormati lingkungan di mana kita hidup. Ini berarti melindungi umat manusia, menunjukkan perhatian kasih untuk masing-masing dan setiap orang, terutama anak-anak, orang tua, orang-orang yang berkebutuhan, yang sering kali yang terakhir kita pikirkan. Ini berarti peduli satu sama lain dalam keluarga kita: suami dan istri pertama-tama melindungi satu sama lain, dan kemudian, sebagai orang tua, mereka merawat anak-anak mereka, dan anak-anak sendiri, pada saatnya, melindungi orang tua mereka. Ini berarti membangun persahabatan yang tulus di mana kita melindungi satu sama lain dalam kepercayaan, rasa hormat, dan kebaikan. Pada akhirnya, semuanya telah dipercayakan kepada perlindungan kita, dan kita semua bertanggung jawab untuknya. Jadilah pelindung karunia Allah!

Setiap kali manusia gagal untuk menghidupi tanggung jawab ini, setiap kali kita gagal peduli bagi ciptaan dan bagi saudara dan saudari kita, suatu jalan terbuka bagi kebinasaan dan hati yang mengeras. Tragisnya, dalam setiap periode sejarah ada "Herodes" yang merencanakan kematian, mendatangkan malapetaka, dan mengotori wajah laki-laki dan perempuan.

Saya meminta semua orang yang memiliki tanggung jawab dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial, dan semua laki-laki dan perempuan yang berkehendak baik: marilah kita menjadi "pelindung" ciptaan, pelindung rencana Allah yang tergores dalam alam, pelindung satu sama lain dan lingkungan. Mari kita tidak mengizinkan tanda-tanda kehancuran dan kematian untuk menyertai kemajuan dunia ini! Tetapi menjadi "pelindung", kita juga harus berjaga-jaga atas diri kita sendiri! Janganlah kita lupa sehingga kebencian, iri hati dan kebanggaan mencemari hidup kita! Menjadi pelindung, kemudian, juga berarti tetap menjaga perasaan kita, hati kita, karena mereka adalah tempat duduk niat baik dan jahat: niat yang membangun dan meruntuhkan! Kita tidak harus takut akan kebaikan atau bahkan kelembutan!

Di sini saya akan menambahkan satu hal lagi: peduli, melindungi, membutuhkan kebaikan, itu memanggil untuk kelembutan tertentu. Dalam Injil, Santo Yosef muncul sebagai orang yang kuat dan teguh, seorang manusia pekerja, namun dalam hatinya kita melihat kelembutan yang besar, yang bukan merupakan kebajikan orang lemah melainkan tanda kekuatan semangat dan kecakapan bagi perhatian, bagi kasih sayang, bagi keterbukaan yang tulus untuk orang lain, bagi kasih. Kita tidak harus takut akan kebaikan, akan kelembutan!

Hari ini, bertepatan dengan Pesta Santo Yosef, kita merayakan awal jabatan Uskup Roma yang baru, Penerus Santo Petrus, yang juga melibatkan kuasa tertentu. Tentu saja, Yesus Kristus memberikan kuasa atas Petrus, tetapi seperti apa kuasa itu? Tiga pertanyaan Yesus kepada Petrus tentang kasih yang diikuti oleh tiga perintah: Gembalakanlah domba-domba-Ku, beri makan domba-domba-Ku. Mari kita tidak pernah lupa bahwa kekuatan otentik adalah pelayanan, dan bahwa Paus juga, ketika menjalankan kekuasaan, harus semakin penuh masuk ke dalam pelayanan yang memiliki puncak yang bercahaya pada Salib. Ia harus terinspirasi oleh pelayanan yang rendah hati, teguh dan setia yang ditandakan Santo Yosef dan, seperti dia, ia harus membuka lengannya untuk melindungi semua umat Allah dan merangkul dengan kasih sayang yang lembut seluruh umat manusia, terutama yang paling miskin, yang paling lemah, yang tersisih, orang-orang yang dirinci Matius dalam penghakiman akhir tentang kasih: yang lapar, yang haus, orang asing, yang telanjang, yang sakit dan orang-orang dalam penjara (bdk. Mat 25:31-46). Hanya mereka yang melayani dengan kasih yang mampu melindungi!

Dalam Bacaan Kedua, Santo Paulus berbicara tentang Abraham, yang "tidak ada dasar untuk berharap, namun percaya" (Rm 4:18). Tidak ada dasar untuk berharap! Hari ini juga, di tengah begitu banyak kegelapan, kita perlu melihat cahaya harapan dan menjadi laki-laki dan perempuan yang membawa harapan kepada orang lain. Melindungi ciptaan, melindungi setiap laki-laki dan setiap perempuan, memandang mereka dengan kelembutan dan kasih, adalah membuka cakrawala harapan; membiarkan seberkas cahaya menerobos awan tebal; membawa kehangatan harapan! Bagi orang percaya, bagi kita orang Kristiani, seperti Abraham, seperti Santo Yosef, harapan yang kita bawa diatur terhadap cakrawala Allah, yang telah terbentang di hadapan kita dalam Kristus. Suatu harapan yang dibangun di atas batu karang yang adalah Allah.

Melindungi Yesus dengan Maria, melindungi seluruh ciptaan, melindungi setiap orang, terutama yang paling miskin, melindungi diri kita sendiri: ini adalah pelayanan di mana Uskup Roma dipanggil untuk melaksanakannya, namun salah satu dari kita semua dipanggil, sehingga bintang harapan akan bersinar terang. Mari kita melindungi dengan kasih yang seluruhnya telah diberikan Allah kepada kita!

Saya memohon perantaraan Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Petrus dan Paulus, dan Santo Fransiskus, sehingga Roh Kudus dapat menyertai pelayanan saya, dan saya minta Anda semua untuk berdoa bagi saya! Amin.

Paus Fransiskus
Vatican

Dominus Illuminatio Mea!

Doa Santo Fransiskus Dari Asisi


TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.

Ya Tuhan Allah,
ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti;
mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima;
dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.
Amin.

Dominus illuminatio mea!

Monday, March 18, 2013

Perisai Lambang Kepausan Paus Fransiskus


Hampir 800 tahun lebih, setiap Paus yang terpilih memiliki lambang pribadinya sendiri yang menjadi simbol dari tahta kepausannya. Dulu hampir semua Paus memakai gambar Tiara untuk diletakkan pada lambang Kepausannya, namun kebiasaan itu mulai berubah sejak terpilihnya Paus Emeritus Benediktus XVI (2005-2013) yang mengganti gambar Tiara dengan sebuah Mitra.

Dan akhirnya penerus Santo Petrus yang ke 266 yaitu Paus Fransiskus pun mengikuti jejak pendahulunya, Sri Paus Emeritus dengan tetap menggunakan gambar Mitra. Paus Fransiskus telah memutuskan untuk tetap menggunakan bagian depan dari lambang yang sejak lama beliau pilih sejak dari tabisannya sebagai uskup dan itu merupakan simbol tegas akan sebuah kesederhanaan.

Didalam lambang ini terkandung beberapa makna yaitu:

Emblem Serikat Yesus (Yesuit): Emblem ini sengaja diletakkan oleh Bapa Suci sebagai tanda bahwa beliau adalah anggota dari serikat Yesus atau yang lebih familiar dengan sebutan serikat Yesuit. Di Emblem tersebut tergambar sebuah matahari yang bersinar dengan monogram �IHS� atau Iesu Hominum Salvator yang artinya adalah nama Yesus Kristus. Selain itu didalam matahari tersebut adapula sebuah Salib dan tiga paku Kristus.

Sebuah Mitra dan sepasang kunci emas-perak: sepasang kunci emas (Surga) � perak (dunia) ini menyimbolkan kekuasaan �mengikat dan melepas� yang dimiliki oleh seorang Paus sebagai seorang Wakil Yesus Kristus dan Suksesor Rasuliah Santo Petrus. 2 Kunci ini juga merujuk pada sabda Yesus yang tertuang di Matius 16:18-19 yang berbunyi �Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga�.

Sebuah Bintang dan Buah Spikenard: Bintang berdasarkan tradisi Heraldik menggambarkan Bunda Maria yang merupakan Bunda Gereja dan Bunda setiap umat beriman. Disisi kanan digambarkan Buah Spikenard (seperti anggur) yang menyimbolkan Santo Yosef yang seringkali memegang buah seperti anggur ditangannya, suami Maria dan pelindung Gereja Kristus yang Katolik.

Dengan menempatkan simbol-simbol ini di lambang Kepausannya, Sri Paus ingin mengekspresikan pengabdian khusus kepada Santa Perawan Maria dan Santo Yusuf.

Dengan semboyan berbunyi: �Miserando atque Eligendo� yang artinya �Tuhan telah berkenan mengasihi aku dan akhirnya memilih aku�. Bapa Suci terinspirasi dari perkataan Santo Bede yang mengomentari kisah Injil tentang panggilan  St. Matius dengan menulis: �Vidit ergo lesus publicanum et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi Sequere me� (Yesus melihat seorang penagih pajak dan saat Ia menatapnya dengan perasaan kasih dan memilihnya, Ia berkata kepadanya: Ikutlah aku).

Homili ini merupakan penghargaan kepada kemurahan Allah dan diulang dalam Ibadat Harian pada Pesta Santo  Matius. Memiliki makna tertentu dalam kehidupan dan kenyataan spiritual Sri Paus, pada pesta Santo Matius tahun 1953, pemuda Jorge Bergoglio mengalami pada usia 17 tahun, dengan cara yang sangat istimewa, kehadiran penuh kasih Allah dalam hidupnya. Setelah mengaku dosa, ia merasa hatinya tersentuh dan merasa turunnya Rahmat Allah, yang dengan mata kasih yang lembut, ia dipanggil kepada hidup beriman, mengikuti teladan Santo  Ignatius Loyola.

Setelah dipilih sebagai uskup, Yang Mulia Bapa Uskup Bergoglio, dalam kenangan akan peristiwa yang menandai awal konsakrasi totalnya kepada Tuhan dalam GerejaNya, memutuskan untuk memilih, sebagai motto dan cara hidup, pernyataan Santo Bede �miserando atque eligendo� (Rendah Hati dan Terpilih) yang diinginkannya untuk diulang sebagai lambang kepausan.
Cincin perak yang menggambarkan Santo Petrus, Cincin ini akan digunakan oleh bapa suci Paus Fransiskus selama masa  kepemimpinannya. 
Referensi: Huffingtonpost dan sesawi
Dominus Illuminatio Mea!

Sunday, March 17, 2013

Mengapa Paus Memilih Nama Fransiskus?


Beberapa orang tidak tahu mengapa seorang Uskup Roma memilih nama Fransiskus sebagai nama panggilannya dan beberapa orang pun berpikir bahwa nama Fransiskus adalah nama Fransiskus Xaverius, Fransiskus De Sales dan juga adapula Fransiskus dari Asisi.

Kini saya akan menceritakan kisah yang sebenarnya. Pada saat pemilihan, saya duduk bersebelahan dengan Uskup Agung Emeritus Sao Paolo yang juga seorang prefek Emeritus Kongregasi Kaum Klerus yaitu Kardinal Claudio Hummes dan juga seorang teman dekat saya. Dan pada saat pemungutan suara, suatu ketika tiba-tiba suasana menjadi mendebarkan namun ia (Kardinal Claudio) menenangkan saya.

Dan ketika suara/voting sedang dihitung dan sudah berjumlah sekitar 2/3 suara, tiba-tiba suatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya, seluruh Kardinal mulai bertepuk tangan dikarenakan seorang Paus baru saja terpilih. Dan Kardinal Claudio pun memeluk dan mencium saya dan berkata "jangan lupakan kaum miskin" dan perkataan itu rasanya seperti menembak kepala saya! Didalam benak saya pun terngiang-ngiang kata-kata 'kaum miskin... kaum miskin'. Tiba-tiba saya teringat akan seseorang yang begitu dekat dengan kaum miskin yaitu Santo Fransiskus dari Asisi.

Saya pun mulai teringat akan perang dan pada waktu itu voting masih dihitung, dan tidak terasa bahwa seluruh voting sudah selesai dihitung. Seorang Fransiskus adalah seorang yang dipenuhi oleh kedamaian dan nama itulah yang begitu menusuk hati saya yang paling dalam. 'Fransiskus dari Asisi' dan bagi saya beliau adalah seorang yang miskin, seorang yang dipenuhi oleh suasana damai dan juga seseorang yang begitu mencintai dan melindungi ciptaan! Dan saat ini kita tidak menjalin sebuah hubungan,  dengan ciptaan dengan baik, bukan? Dan juga beliau orang yang memberikan kita sebuah semangat perdamaian sejati dengan kaum miskin. Dan betapa saya mencintai Gereja yang adalah miskin dan untuk kaum miskin.




Dominus illuminatio mea 

Thursday, March 14, 2013

NOTIFIKASI NAMA PAUS FRANSISKUS

Paus Fransiskus sedang berdoa di Basilika Santa Maria Mayor
Baru-baru ini banyak orang yang menyebut Paus kita yang baru Paus Fransiskus I, sebutan ini sebenarnya keliru, "seharusnya hanya nama Paus Fransiskus saja dan tanpa adanya tambahan "I" dikarenakan nama Fransiskus baru pertama kali digunakan sebagai nama Kepausan" ujar juru bicara Vatikan Pater Federico Lombardi S.J . Kita bisa mencari buktinya misalnya dari Paus Santo Fabianus, Paus Santo Fabianus menjadi Paus ke 20 pada tanggal 10 Januari 136 dan meninggal pada tanggal 20 Januari 250. Ia menggantikan Paus Anterus (235-236). Ia berasal dari kota Roma. Pada masa Kepausannya Gereja mengalami suatu periode yang amat nyaman dan tentram dari penganiayaan kekaisaran Roma. 

Paus Fabianus memulai mengatur adminitrasi Gereja di Roma dengan membagi menjadi tujuh kelompok umat dalam tujuh wilayah gerejani masing-masing dikepalai oleh seorang diakon. Ia juga mengangkat tujuh orang subdiakon untuk mengumpulkan laporan-laporan tertulis perihal penderitaan para martir dan bertanggungjawab atas pemindahan tulang belulang Sri Paus Santo Pontianus dari Sardinia ke Pekuburan Santo Kallistus di Roma.

Nama asli Beliau tidak diketahui secara pasti, namun ditulisan ini saya tidak menuliskan angka I dibelakang nama Beliau, karena nama Fabianus baru pertama kali digunakan dalam nama Kepausan. Sehingga apabila nanti ada seorang Paus baru lagi yang terpilih dan ia mengambil nama Fabianus maka nama Kepausannya akan bernama Paus Fabianus II. Sekarang marilah kita berdoa agar Paus kita yang baru ini, Paus Fransiskus mampu memimpin Gereja Kristus dan negara Vatikan sebijaksana mungkin seperti para pendahulunya yang lalu dan juga agar Beliau mampu hidup kudus dihadapan Allah seperti Paus Santo Fabianus, berpola pikir brilian seperti Paus Emeritus Benediktus XVI, memegang teguh iman Katolik seperti Beato Paus Pius IX dan melayani Kristus dan sesama dengan penuh kasih seperti Beato Paus Yohanes Paulus II. Amin

Tambahan:
Kisah selanjutnya Paus Santo Fabianus dapat anda lihat disini dan juga daftar Paus Gereja Katolik  disini

Dominus Illuminatio Mea!

Naskah Pidato Pertama Paus Fransiskus


Selamat malam saudara dan saudari!

Seperti yang anda semua ketahui, bahwa Konklaf  mengemban sebuah tugas untuk menunjuk salah seorang untuk menjadi Uskup Roma. Dan tampaknya para Kardinal yang merupakan saudara-saudara saya harus melakukan sebuah pencarian maupun perjalanan sampai ke ujung bumi untuk mendapatkannya dan akhirnya disinilah dia berada. Saya mengucapkan terima kasih atas sambutan dan antusias yang anda berikan kepada saya dari Keuskupan Roma.

Pertama-tama marilah kita berdoa untuk Uskup Emeritus Benediktus XVI, mari kita semua berdoa bersama-sama untuk Beliau, agar Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan kasihNya kepada Beliau dan juga agar Bunda kita, Maria selalu melindunginya.

[Berdoa Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan]

Dan sekarang, Saya ajak anda semua untuk bersama-sama menempuh sebuah perjalanan, antara Uskup dengan umat beriman. Perjalanan Gereja Roma ini dituntut untuk memimpin seluruh Gereja dengan kasih, dimana kita sebagai umat Allah harus bersama-sama menjujung sebuah ikatan persaudaraan yang didalamnya terdapat sebuah tali kasih yang saling mempercayai satu sama lain. Sekarang marilah kita semua saling berdoa untuk satu sama lain dan bagi seluruh dunia sehingga terciptalah semangat persaudaraan sejati. Saya berharap agar perjalanan Gereja yang kita awali pada hari ini, bersama-sama dengan para Kardinal, berbuah yang melimpah-limpah bagi karya penginjilan di kota yang indah ini.

Dan kini saya akan memberikan berkat kepada anda dan sebelum saya memberikan berkat, saya memohon kepada anda, sebuah permintaan. Sebelum saya memberkati anda, saya memohon agar anda mendoakan saya kepada Allah agar Allah menurunkan berkatNya bagi Saya - doa umat bagi Bapa Uskup � dan sekarang marilah kita berdoa didalam ketenangan.

[Seorang Protodiakon mengumumkan bahwa setiap orang yang menerima berkat Paus, baik secara langsung atau melalui radio, televisi atau sarana komunikasi lainnya. Telah menerima indulgensi penuh dalam bentuk yang ditetapkan oleh Gereja. Ia (protodiakon) berdoa agar Allah Yang Mahakuasa melindungi dan menjaga Paus sehingga Beliau mampu memimpin Gereja Kristus tahun-tahun yang akan datang, dan agar Beliau membuahkan sebuah rasa perdamaian kepada Gereja di seluruh dunia.]

[Dan kini Paus Fransiskus memberikan berkat pertamanya sebagai seorang Paus atau yang lebih dikenal dengan istilah Urbi et Orbi.]

Kini Saya akan memberikan berkat kepada anda semua dan bagi seluruh dunia, untuk setiap orang baik Pria maupun Wanita.

Saudara dan saudari, kini Saya akan meninggalkan anda. Terima kasih banyak atas sambutan yang begitu besar dari anda sekalian. Doakan saya dan sampai jumpa lagi nanti. Kita akan segera bertemu lagi. Besok, saya akan berdoa kepada Bunda Maria, meminta agar Ia melindungi Roma. Selamat malam dan beristirahatlah dengan nyenyak.




sumber: news.va
Dominus illuminatio mea 

Wednesday, March 13, 2013

HABEMUS PAPAM FRANSISCUM!


Annuntio vobis gaudium magnum
Habemus Papam!
Eminentissimum ac reverendissimum Dominum,
Dominum Georgium Marium Sanct� Roman� Ecclesi� Cardinalem Bergoglio,
Qui sibi nomen imposuit Franciscum.

Saya mengumumkan kepada anda sebuah sukacita besar
Kita memiliki seorang Paus baru!
Tuan Yang Utama dan Terhormat,
Tuan Georgius Mario Kardinal Gereja Roma Yang Kudus Bergoglio,
Yang telah mengambil nama Fransiskus
Paus Fransiskus tampil perdana di balkon Basilika St Petrus, menghadap ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Basilika, Rabu (13/3/2013) pukul 20.23 waktu setempat. Selama sekitar 10 menit, dia menyampaikan pidato perdananya. �Sepertinya, para kardinal, saudara saya, telah memilih satu orang dari jauh sana. (Tapi) inilah saya di sini� ujar Paus Fransiskus dengan ramah, mengawali pidato perdananya. 

Dia mengucapkan terima kasih atas sambutan umat Katolik terhadap dirinya. Dalam pidato singkat tersebut, Paus Fransiskus meminta doa dan dukungan dari seluruh umat Katolik di dunia. �Sebelum saya memberikan berkat, saya meminta bantuan Anda: �Saya ingin kalian memberkati saya'� ujarnya. Lalu, Paus Fransiskus kemudian memberikan pemberkatan yang biasa disebut �Urbi et Orbi� atau Untuk Kota dan Seluruh Dunia.

Dalam pidato yang penuh dengan kerendahan hati Paus Fransiskus menyapa sekitar 100.000 orang yang memadati lapangan St. Petrus, yang bukan saja dari Italia atau negara-negara Eropa tapi dari berbagai penjuru dunia. Paus Fransiskus � nama yang dipilih karena ia telah mengikuti semangat St. Fransiskus dari Asisi � mengucapkan terima kasih kepada pendahulunya Paus Emeritus Benediktus XVI atas pelayanan yang ia berikan kepada Gereja.

Ia juga meminta agar umat memohon berkat dari Tuhan bagi dirinya sebagai penerus Takhta Santo Petrus. Paus yang berusia 76 tahun ini  mengatakan bahwa para kardinal benar-benar memilih Paus baru melalui doa.�Mari kita memulai perjalanan ini, uskup dan umat, perjalanan dalam semangat persaudaraan, cinta dan saling percaya di antara kita,� katanya dari atas balkon Vatikan setelah dirinya diperkenalkan oleh Jean Luis Kardinal Tauran. 

Mantan Askup Agung Buenos Aires ini lahir pada 17 Desember 1936 dan ditahbiskan menjadi seorang imam Yesuit tahun 1969. Ia kemudian menggantikan Antonio Kardinal Quarracino sebagai uskup agung  Buenos Aires tahun 1998. Tugas kegembalaannya di Argentina dijalankan dengan pendekatan yang praktis dan patut ditiru. Ia lebih memilih naik kendaraan umum daripada mobil pribadi dan seringkali mengunjungi orang miskin. Orang-orang biasa memanggilnya sebagai   �Romo Jorge�.
Siapakah Jorge Mario Kardinal Bergoglio?
Jorge Bergoglio yang lahir di Buenos Aires merupakan satu dari lima bersaudara yang lahir dari keluarga pekerja kereta api keturunan Italia. Setelah belajar di seminari di Villa Devoto, ia kemudian masuk Serikat Yesus (SJ/Yesuit) Maret 1958. Setelah mendapat lisensiat filsafat dari Colegio M�ximo San Jos� di San Miguel ia kemudian mengajar literatur dan psikologi  di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, dan Colegio del Salvador di Buenos Aires. Ia ditahbiskan imam pada 13 Desember 1969, dan kemudian menjadi pembimbing novis serta dosen teologi.
Karena prestasi dan kepiawaiannya, Yesuit kemudian menunjuknya menjadi provinsial SJ di Argentina dari tahun 1973 � 1979. Setelah itu (1980) dia dipindahkan menjadi rektor seminari di San Miguel tempat ia belajar sebelumnya hingga 1986.
Gelar doktor diselesaikannya di Jerman dan setelah itu pulang ke Argentina. Beberapa tahun kemudian pada 28 Februari, 1998 ia menggantikan Kardinal Quarracino.  Tiga tahun kemudian (2001) Paus Yohanes Paulus II mengundangnya ke Vatikan dan kemudian mengukuhkannya menjadi kardinal. Selama menjadi kardinal, Jorge menjabat beberapa fungsi administratif antara lain Kongregasi Imam, Kongregasi Liturgi dan Sakramen, Kongregasi Hidup Religius, dll. Kemudian ia menjadi anggota Komisi Amerika Latin dan Dewan Keluarga.
Jorge dikenal sangat rendah hati, konservatif, dan memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan sosial. Gaya hidupnya yang sederhana membuatnya semakin dikenal. Dia memilih untuk tinggal di sebuah apartemen kecil, ketimbang kediaman uskup. Ia juga memilih untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi yang dikemudikan oleh orang lain, tapi memilih naik angkutan umum, dan bahkan dilaporkan ia juga masak sendiri.
Setelah Yohanes Paulus II meninggal, Jorge dianggap layak untuk dipilih menjadi Paus dan mengambil bagian dalam konklaf tahun 2005 yakni pemilihan Paus Benediktus XVI. Menurut beberapa laporan (yang belum bisa dipastikan keabsahannya), dalam konklaf tahun 2005, ia menjadi saingan Kardinal Ratzinger. Pada November  2005, Bergoglio dipilih secara aklamasi menjadi Presiden Konferensi Waligereja Argentina untuk periode tiga tahun.
Selama menjadi gembala di Argentina, Jorge mengajak para imam dan umat untuk menentang aborsi dan euthanasia. Ia juga mematuhi ajaran Gereja soal homoseksualitas, tapi dia mengajarkan akan pentingnya menghargai kaum homoseksual. Jorge menentang keras kebijakan pemerintah Argentina yang mengizinkan pernikahan sesama jenis. Ada juga hal yang tidak akan terlupakan dari Kardinal Jorge. Warga Argentina akan selalu mengenangnya ketika pada tahun 2001 saat mengunjungi sebuah tempat perawatan pasien AIDS, dia mencuci dan mencimum kaki 12 orang yang menderita AIDS.



(sumber)
Dominus Illuminatio Mea 

Saturday, March 9, 2013

Konklaf, Sebuah Cara Untuk Memilih Paus Baru


Konklaf adalah sebuah pertemuan tertutup dimana para Kardinal yang berusia kurang dari 80 tahun � dalam hal ini bisa dipilih � memilih seorang penerus Paus yang baru saja meninggal dunia atau yang mengundurkan diri. Kata Konklaf  berasal dari ungkapan Latin cum clave (dengan sebuah kunci); kata tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan conclave. Pada sebuah Konklaf para Kardinal harus dipisahkan dari segala pengaruh luar dengan memasuki ruangan terkunci dan tetap tinggal di sana sampai ada yang terpilih menjadi Paus.

Saat ini, ruang Konklaf yang terkunci adalah Kapel Sistine di Vatikan, yang ditetapkan oleh Paus Siktus IV (1471-1484).  Disana ada sebuah fresco atau lukisan dinding yang cocok, yaitu Christ Consigns the Keys to Peter karya Pietro Perugino, yang menggambarkan peristiwa dalam Matius 16:19: Yesus memberikan kunci kepada Petrus. Langit-langit Kapel Sistine dipenuhi fresco atau lukisan terkenal dari abad ke 16 karya Michaelangelo tentang Penciptaan, yang didominasi oleh gambar Allah dan Adam yang saling menyentung ujung-ujung jemari, dan juga karyanya Last Judgjement, yang dilukis beberapa decade kemudian, diatas Altar.

Konklaf harus bersifat retret suci, sesuai dengan aturan Konklaf yang ditetapkan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1975. Pada tahun 1978, Kardinal Basil Hume dari Inggris mengatakan dia menjadi sangat sadar bahwa didalam Konklaf itu �tidak ada sesuatu di antara para Kardinal dan Allah.� Yohanes Paulus II, dalam petunjuknya tentang Konklaf yang dikeluarkan pada tahun 1996, mengingastkan para Kardinal agar mereka duduk dibawah fresco Last Judgjement, yang membuat tempat itu �kondusif bagi kesadaran akan kehadiran Allah, yang dalam pandangan-Nya setiap orang pada suatu hari akan diadili.�

Pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2013 mendatang, 115 Kardinal pemilih akan memulai dengan konklaf. Sebelum Konklaf dimulai para Kardinal akan dimerayakan Misa yang biasanya disebut dengan istilah �Pro Eligendo Romano Pontifice� (Misa pemilihan Paus Roma) dipimpin oleh Pemimpin Kollegium para Kardinal, yakni Kardinal Angelo Sodano.

Maka pada sore hari nanti para Kardinal pemilih akan berkumpul di Kapel Paulin di Vatikan, lalu melakukan prosesi perarakan dengan memadahkan Litani Para Kudus agar para Kudus di Surga ikut berdoa kepada Allah agar terpilih seorang Paus yang brilian seperti Paus Benediktus XVI, yang penuh kasih seperti Beato Paus Yohanes Paulus II dan sesuci Paus Santo Fabianus.

Setelah tiba di Kapel Sistina, para Kardinal pemilih akan duduk di tempat duduk yang telah disediakan jauh-jauh hari sebelumnya. Setelah semuanya duduk maka untuk membuka Konklaf akan dimulai doa sejenak, setelah doa seleseai maka Master Seremoni Papale, Monsignor Guido Marini, akan berkata �Extra Omnes!�, yang artinya artinya semua yang bukan Kardinal Pemilih harus meninggalkan Kapel Sistina. Pintu Kapel pun ditutup dan salah seorang dari Garda Swiss akan berjaga-jaga dipintu depan.


Didalam Kapel Sistine, setiap Kardinal telah disediakan kursi dan sebuah meja kecil, untuk memilih 2 kali sehari; tiap sesi dengan 2 pemilihhan, walaupun sesi malam pertama, setelah sebuah Misa dan banyak urusan procedural, hanya 1 pilihan. Di dalam Kapel itu tidak ada kampanye, pidato para calon, atau bentuk-bentuk permainan politik lainnya. Yang mereka lakukan selama 2 sesi tersebut hanyalah membuat pilihan. Setiap cardinal memiliki surat suara yang berisikan tulisan Eligo in summum Pontificem (Saya memilih Imam Agung) � dan kemudian sebuah baris kosong. 
Conclave Overview
Dengan tanpa menulis identitas, mereka menuliskan sebuah nama, melipat kertas, dan kemudian tiap mereka berjalan melalui gang utama sambil memegang surat suara sehingga semua bisa melihat. Mereka kemudia menaruh surat suara tersebut pada sebuah jambangan besar (dulu sebuah kaliks, ketika hanya beberapa puluh surat suara) yang berada di Altar kemudian kembali ke tempat duduk setelah mengumumkan dengan keras �Saya memanggil Kristus Tuhan sebagai Saksi yang akan menjadi hakimku, agar pilihanku diberikan kepada orang yang dihadapan Tuhan saya piker harus dipilih.�

Beberapa Kardinal dipilih melalui undi. Jika jumlah surat suara yang belum dibuka tidak cocok dengan jumlah Kardinal, surat-surat tersebut dibakar tanpa dibuka atau dihitung. Jika jumlahnya sama, surat-surat itu dibaca (atau istilah resminya: diteliti) oleh seorang Kardinal yang membuat perhitungan diam-diam, kemudian oleh seorang Kardinal lain yang akan melakukan yang sama, lalu oleh Kardinal ketiga yang membaca nama dengan keras. Kardinal terakhir ini akan menusukkan jarum dan benang melintasi kata Eligo untuk menandakan bahwa sura suara tersebut telah dihitung sekali, seperti selembar tiket kereta api yang telah dilubangi dan tidak dapat digunakan lagi. Jika tak satu pun Kardinal mendapatkan 2/3 suara yang dipersyaratkan, atau 2/3 ditambah 1 jika jumlah Kardinal yang hadir dalam Kapel tidak bisa dibagi 3, surat-surat suara tersebut dibakar dan pemungutan suara dilakukan sekali lagi.

Kalau tidak, para Kardinal mengambil jeda untuk makan siang atau beristirahat. Setelah kandidat Paus memperoleh jumlah suara yang mencukupi, Dekan Kolegialitas Kardinal dengan ditemani 2 orang Kardinal lainnya, melangkah menuju tempat duduk calon Paus dan bertanya dalam bahasa Latin, "Acceptasne electionem de te canonice factam in summum Pontificem?" (Apakah Anda menerima pemilihan sebagai seorang Paus?). Jika sang Kardinal menerima jabatan barunya sebagai seorang Suksesor Rasuliah Santo Petrus maka Ia akan menjawab "Accepto" (Saya menerima). Sang Dekan kemudian bertanya, "Dengan nama apa, kamu akan dipanggil?" Paus  yang baru kemudian harus menentukan sendiri nama panggilannya yang akan digunakan selama masa jabatannya.

Segera setelah seorang telah dipilih oleh Kristus untuk menggembalakan GerejaNya satu-satunya  yang Katolik maka Konklaf pun akhirnya ditutup, walaupun ada beberapa waktu sebelum segel pada pintu dibuka dan berita tersebut diumukan secara resmi. Pertama, Paus terpilih harus dikenakan pakaian Gerejani di kapel yang lazim disebut Kapel Tears. 

Pada tahun 1958, tak satu pun pakaian Gerejani yang cocok dengan Yohanes XXIII yang gemuk. �Saya merasa telah diikat dan siap untuk dikirimkan,� katanya. Kemudian, sekembalinya ke Kapel Sistine, sang Paus mendapatkan ucapan selamat dari para Kardinal. Menurut seorang Kardinal dari Cologne, Paus Yohanes Paulus I berkata kepada mereka, �Allah akan mengampuni kamu atas apa yang telah kamu lakukan padaku.� 

Sementara itu, surat-surat suara yang dibakar diharapkan mengeluarkan asap putih (berkat sebuah zat kimia) untuk menandakan pemilihan yang sukses atau pada masa lampau jika pemilihan suara belum dapat menentukan Paus yang baru, maka sebuah jerami basah akan dibakar bersama kertas pemilihan suara sehingga menghasilkan asap berwarna hitam. 

Tidak lebih dari kira-kira 1 jam, para Kardinal muncul dibalkon dan seorang dari mereka mengeluarkan pengumuman dengan cara tradisional: Habemus Papam ( kita memiliki Paus). Ketika seorang Paus baru terpilih, maka Kardinal Tauran (seorang Kardinal senior yang dipilih untuk mengumumkan bahwa Gereja Katolik sudah memiliki Paus Baru) akan muncul di atas balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkannya dengan menggunakan formula dalam Bahasa Latin:  "Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam. Eminentissium ac Reverendissium Dominum, Dominum <nama baptis> Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem <nama keluarga> Qui sibi nomen imposuit <nama pontifikat>" (terj. bebas: "Saya memberitahukan Anda sebuah sukacita besar. Kita memiliki Paus. Yang Utama dan Yang Terhormat <nama baptis> Kardinal Gereja Roma yang Kudus <nama keluarga>, yang mengambil nama <nama pontifikat>). 

Setelah itu Paus yang baru tampil mengangkat tangannya seakan-akan ingin memeluk seluruh umat beriman yang hadir lalu menyapa umat yang berpuluh ribu sekaligus para wartawan yang meliput dengan beberapa patah kata dan terakhir memberikan berkat Apostolik pertamanya sebagai seorang Paus yang baru. Lalu setelah kata penyambutan ini selesai maka Paus yang baru akan bergegas kembali Domus Sanctae Marthae untuk melihat sebuah kamar yang akan dihuninya sekitar 1 minggu sambil menunggu pemberesan dan beberapa pengubahan di Istana Kepausan 


Demikianlah ketika Joseph Alois Kardinal Ratzinger terpilih, kita mendengar pengumuman: "Saya memberitahukan Anda sebuah sukacita besar. Kita memiliki Paus. Yang Utama dan Yang Terhormat Joseph Kardinal Gereja Roma yang Kudus Ratzinger, yang mengambil nama Benediktus XVI".

Adalah sebuah tradisi kuno Gereja Universal bahwa seorang yang terpilih menjadi Paus untuk mengganti namanya. Tercatat dalam sejarah, Paus pertama yang melakukannya adalah Paus Yohanes II (masa pontifikat 533-535) karena nama aslinya berbau pagan: Merkurius. Kemudian pada tahun 983, seorang bernama Pietro Canepanova yang terpilih menjadi Paus, memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Yohanes XIV (masa pontifikat 983-984) untuk membedakan dengan Petrus, Rasul dan Paus pertama.

Penggantian nama ini kemudian menjadi sebuah tradisi sejak Paus Silvester II (masa pontifikat 999-1003). Namun tak seorang pun menyematkan nama Petrus sebagai nama pontifikatnya untuk menghormati Sang Paus pertama yang langsung ditunjuk oleh Yesus sendiri. Paus yang terakhir yang mempertahankan nama baptisnya adalah Paus Marcellus II (masa pontifikat 1501-1555) yang memiliki nama asli Marcello Cervini degli Spannochi. Sejauh ini, sudah ada 81 nama yang digunakan oleh para Paus. Yang terpopuler adalah Yohanes (23 kali digunakan), Benediktus (16), Gregorius (16), Klementinus (14), Innosensius (13), dan Pius (12). 

Paus Yohanes Paulus I (masa pontifikat 1978) adalah yang pertama yang menggunakan dua nama sekaligus Yohanes dan Paulus. Dan pada tahun ini para Kardinal dari seluruh dunia terkecuali Kardinal dari Indonesia yaitu Yang Utama Kardinal Darmaatmadja yang berhalangan hadir dengan alasan gangguan kesehatan untuk memilih Suksesor Rasuliah Santo Petrus sekaligus untuk memilih pengganti Paus Benediktus XVI yang kemungkinan akan berlangsung pada tanggal 12 Maret 2013 nanti. 

Semoga artikel ini bermanfaat dan mampu menambah pengetahuan kita akan Iman Katolik.


Artikel yang mungkin juga bagus untuk dibaca

Dominus illuminatio mea!